Lomba Nulis Novel Populer Bentang Pustaka "Wanita dalam Cerita"

Melihat di timeline twitter, @bentangpustaka ngetwit banyak banget dengan hashtag #WanitaDalamCerita. Penasaran, berkunjung ke timeline-nya. Scroll dari atas ke bawah, check favorite-nya, dan akhirnya ketemu lah. Ternyata Bentang Pustaka lagi ngadain lomba nulis novel populer dengan tema "Wanita dalam Cerita".

Yang ada di pikiranku? Pengen ikuuutt!

Tanya-tanya lah aku ke adminnya, tentang tipe-tipenya kayak apa sih novel populer dewasa muda itu. And the result is...

dan lagi...

Setelah aku browsing keempat judul yang dicontohin itu, W A W. Semacam novel serius, kebanyakan novel terjemahan yang best seller dan bahkan dibikin layar lebarnya. Buat aku yang biasanya cuma baca teenlit atau mentok-mentok chicklit, kok kayaknya so hard biyut yah :3

Tapi pengen nyoba.. Dan akhirnya sampai detik ini masih bingung mencari ide untuk lomba yang satu ini. Semoga aku jadi menulis, jadi ikut lomba ini aamiin!

Minggu

Hai, selamat hari minggu. Lama tak menyapa halaman yang sudah mulai berdebu ini.

Apa kabar? Aku tak benar-benar baik. Setidaknya tak buruk.

Hari minggu ini kayaknya sesuatu banget boring-nya. Sepanjang hari, dari bangun tidur sampai akhirnya sore ini tanganku menari-nari di atas tuts-tuts keyboard, headache sepertinya tak mau pergi barang sebentar dari kepala ini.

Oke. Kita mula dari pagi yang membosankan, bersih-bersih rumah sebentar, fiddling the web, diselingi ngomel-ngomel karena modem nggak bersahabat, back to fiddling the web, and so on.

Memasuki siang, langit panas banget sepanas hatiku dipermainkan modem. Bayangin aja, udah dibela-belain download theme yang gedenya 100MB, bela-belain upload ke web yang you know lah pasti lamanya kayak apa, dan setelah menunggu berjam-jam #lebay ternyata nggak mau terinstall entah kenapa. Akhirnya nyari pelampiasan, baca novel.

Menjelang sore, bosan, kepala semakin nyut-nyutan, back to laptop. Bukan. Bukan nerusin otak-atik web, sama sekali bukan! Nyalain AIMP2, memenuhi playlist dengan lagu-lagu Indonesia yang agak mellow-mellow gimana, pasang headset, nyanyi-nyanyi lirih kayak orang patah hati.

Dan hey, kenapa aku sama sekali tak menyebut kata pacar barang sekali di coretan ini #tumben ? Pacar menghilang entah kemana :( Sebenarnya aku tahu, dia sedang selingkuh dengan laptop dan modemnya - ngegame. Menjelang sore, saat langit tiba-tiba berubah jadi mendung - semendung hatiku karena sehari ini tak melihat sosoknya atau sekedar mendapat serbuan pesan singkat darinya - barulah dia nongol karena paketan habis. Enak banget, padahal disini aku kesepian dari tadi ._.

Dan akhirnya sore ini, berbalas-balasan pesan singkat dengannya. Sedikit mengeluh dan merajuk, dan kudapati sebentuk kecil perhatian darinya, yang membuat kedua ujung bibir ini tertarik ke atas - bahagia :)

Ramadhan Ketiga Kita

26 Juli 2012

"Woy KRSan, ra turu wae!"

Hapeku bunyi. Nggak lama, nggak keras, tapi berhasil membangunkan tidurku. SMS masuk. Aku mengucek mata, kulirik layar hape. Jam sembilan kurang.

"Oh, mau jam berapa beb?" balasku.

"Ngisi KRS online, kok jam berapa," hapeku bunyi lagi beberapa detik kemudian.

Wewww. Nyawaku belum ngumpul semua, masih antara sadar nggak sadar. KRSan kok tanya jam sih hep, dudul kamu ini. Batinku. Waktu aku baca KRSan, pikiranku malah melayang ke gedung unit empat kampus. Aku pikir dia jadi minta anter ambil kartu KRS remed, bukannya isi KRS semester ini. Hahaha jadi malu.

Setelah beberapa detik mengumpulkan nyawa, reflek langsung nyalain laptop, online web kampus - facebook juga tentunya - SMSannya pindah ke chat. Biar nggak lama aja. Beberapa menit terjadi tawar-menawar ambil mata kuliah apa, ambil yang kelas mana, blablabla [biar bisa sekelas geetooo]. Tapi kami agak telat rupanya. Ada satu mata kuliah pilihan yang semua kelasnya udah penuh. Cepet amat, baru hari pertama juga. Semoga nanti dibuka kelas baru, harapku.

Beb, nginputnya bareng yah, ntar kliknya pas jam laptop nunjuk di 09:03, kataku. Konyol :D

Dua menit nunggu, jam 09:03 langsung semangat klik input. Semoga sekelas, semoga sekelas, semoga sekelas. Bibirku merapal kata-kata nggak jelas.

"Beb jadi mau ambil kartu ujian kapan?" tanyaku.

"Belum tau." Dih jawabnya singkat gitu.

"Kata temenku yang udah ambil, jurusan TI cuma dilayani hari ini loh," kataku.

"Oya? Tau ah, bodo. Ngantuk, semaleman nggak tidur," jawabnya. Kali ini lumayan panjang. Tapi kok rada sengek gitu sih, aku kan jadi takut. Dasar.

Singkat cerita, siang kami ke kampus. Ambil kartu ujian, sekalian kalender akademik.

"Masih istirahat beb," kataku saat melihat gedung empat kosong melompong. Kulirik benda putih bundar gede yang tertempel di dinding utara gedung. Jam satu kurang sepuluh. Berarti nunggu sepuluh menit.

Kami - atau dia? - memutuskan turun ke basement, sekedar cari tempat duduk, syukur-syukur ketemu temen. Aku mengekor di belakangnya. Dan bener aja. Ketemu temen. Temennya dia. Bergabung ke rombongan, duduk, mereka ngobrol, aku cuma nyimak. Puasa-puasa gini agak bingung juga mau membunuh waktu pakek apa. Biasanya langsung ngeloyor ke citra mart di basement gedung empat, jajan.

Jam satu kurang satu menit, kami naik, kembali ke lantai satu gedung empat. Kepala nongol duluan, disusul badan, kemudian kaki. Belum juga habis anak tangga kami lahap, kami udah syok duluan. Gedung empat yang tadinya kosong melompong, sekarang udah macam kayak pembagian sembako gratis. Antrinya itu loh broo, sampai ke pintu utama. Jangan pingsan, puasa, jangan pingsan. Kumat.

Mata mencari-cari sebentar ke barisan, tapi nggak ada yang dikenal - tadinya mau nitip aja, gitu. Antrilah kami. Tiba-tiba ada pengumuman. "Hari ini hanya melayani pengambilan KRS jurusan TI." Sejenak suasana bising, tak lama mulai agak lengang, manusia-manusia di barisan depan bekurang. Yeyeyeeyyyy :D

Singkat cerita, ambil kartu, sekalian kalender.

Mau pulang masih panas, akhirnya mampir ke kontrakan temen. "Mau numpang tidur, ngantuk." Katanya. Sampai di sana dia tiduran, aku cuma gigit jempol. Eh, aku bawa novel! Ingatku. Sebentar merogoh tas, ketemu. Baca baca baca.

"Heii, sistem informasi geografi buka dua kelas lagi, nih." Nggak lama si penghuni kontrakan - temennya pacar - nyelutuk. Hebohlah kami. Aku lari naik, nyelonong ke kamarnya, merampas laptopnya, kami numpang update KRS. Horee, nggak jadi nggak kebagian! Untung kami langsung update. Baru beberapa menit dibuka, dua kelas itu langsung penuh nggak lebih dari sejam kemudian. Etdah.

Menghabiskan sore di sana, nonton TV, baca novel, ngobrol. Sesaat kuperhatikan pacar yang lagi tiduran. Sudah potong rambut rupanya. Sebelum puasa dulu sempet aku beberapa kali ngomel melihat ujung rambutnya udah mulai menjilat batang lehernya. Hm, dia tampak gimana gitu. Aku terpesona. Wesseh. Efek lebih dari seminggu nggak ketemu juga kali ya.

Ini memang pertemuan pertama kami di bulan puasa ini. Oh iya. Ini ramadhan tahun ke tiga kami, lho! Duh senengnyaaaaa :D

Menghabiskan sore di sana, sebelum akhirnya pamit pulang - ngabuburit. Jalan-jalan, muter-muter kota Jogja. Sepuluh menit sebelum adzan maghrib kami menepikan motor. Memesan mi ayam bakso ditambah semangkuk es campur. Sambil menunggu berbuka, ngobrol ini itu. Senengnya bisa ngobrol-ngobrol lagi setelah lebih dari seminggu nggak ketemu. Di sela percakapan mataku masih saja dibuatnya terpesona. Astaga.

Setelah adzan maghrib berkumandang, makan, ngobrol sebentar, pulang. Biar nggak ketinggalan tarawih. Lagi pula, seharian ini tadi Jogja terasa dingin - bahkan di siang hari.

"Beb, aku pinjem jaketnya boleh nggak?" tanyaku.

Sesaat motor kembali menepi. Kami berhenti. Dilepasnya jaketnya, disodorkannya ke aku. Tadinya aku berpikir bakalan kayak di sinetron-sinetron itu, si cowok melepas jaketnya dan mengangsurkannya ke tubuh si cewek. Wkwk surup-surup malah ngkhayal aku ini. Langsung aku pakek itu jaket, hangat. Sesaat dia tampak tertawa.

"Kenapa?" tanyaku.

"Enggak, lucu aja lihat bentukmu kayak gitu."

Aku cuma manyun.

Melanjutkan perjalanan pulang, mengisi kekosongan dengan obrolan. Aku senang, hari ini bertemu dengannya. Jika pagi tadi dia terasa dingin dan cuek, seharian ini dia sangat baik, ceria, dan manis kepadaku. Aku suka. Pacar, makasih ya hari ini. Makasih juga karena tetap setia menemaniku sampai ramadhan tahun ke tiga kita ini :)

*ditulis ba'da subuh esok hari setelah kejadian, sambil tengkurep di kasur meluk boneka biru raksasa darinya, memakai jaketnya yang hangat dan wangi :)

Tarawih dan Sajadah

Guten morgen evribadi! :D
Semangat pagi, selamat menikmati santap sahur yaa, hehehe.

Setelah tiga kali membolos sholat tarawih dengan alasan: lagi ada tamu ciiinn, akhirnya last night saya sholat tarawih di masjid buat yang pertama kalinya. Yeyeyeyyy! Sampai disana, saya ketinggalan satu rakaat. Belum juga masuk serambi masjid, saya langsung mbatin. Kok nggak rame yah. Shaf cowok sih lumayan, hampir seluruh barisan ruang untuk cowok penuh. Tapi buat cewek, cuma dikit cin. Cuma sekitar dua shaf lebih dikit, belakang sendiri cm sekitar lima orang [termasuk guweh]. ITUPUN,,,, tau lah yaa jamaah yang cewek itu paling suka bawa sajadah dari rumah. Dan ini nih yang membedakan jamaah cowok dan cewek. How can?

Jamaah cowok, kalo sholat nggak pernah jarang bawa yang namanya sajadah. Alhasil, shaf yang dihasilkan pun cukup rapat dan rapi. Yah, setan nggak bakal dah bisa nyempil. Nah kalo shaf cewek?? Udah jamaahnya dikit, semua pada bawa sajadah yang - rata-rata - lebarnya seratus kali lipat lebar daun kelor. Intinya sajadah gede gituuh. Mana nggelar sajadahnya juga - kebanyakan - nggak pernah rapet. Duh duh duh, kalo udah gini jarak antar jamaah jadi lebar banget. Apa nggak risih ya mereka?

Kenapa nggak pada ngikutin jejakku aja sih mereka [dueng-dueng], kalo ke masjid tuh bawa sajadah yang kecil ajah, trus tar nggelarnya juga dirapetin. Ntar kalo di shaf sholat setannya nyempil gimana cobak. Kan ada hadist-nya tuh ya, kalo sholat shaf musti rapet biar nggak dipakek setan. Atau kalo perlu, nggak usah bawa sajadah sekaliaan, kayak aku [kalo keburu-buru nggak sempet nyamber sajadah]. Kan pasti dijamin rapet dah itu shaf.

Belum lagi, pas shalat [kan guweh terlambat satu rakaat tuh] tiba-tiba ada jamaah laen yang dateng, ngegelar sajadahnya persis di samping kiriku, lalu mengikuti sholat. Eh ternyata dia kalo baca bacaan sholat nggak kira-kira. Masa bacanya cepet banget mana suaranya - cukup - banter buat mampir di telingaku. Aduduh plis deh, aku kan sholatnya jadi nggak khusyuk belazzz -___- Bukannya kalo sholat tuh bacaannya jangan sampe kedengeran orang laen yah? Akhirnya karena alasan ketidaknyamanan, aku cuma ikut delapan rakaat dari duapuluh satu rakaat sholat tarawih di masjid rumahku. [Padahal udah niat dari rumah ding]. Wkwkwk :D

Segitu dulu dah ceritanya, kakiku udah kram ni duduk lama wkwk. Sahur yuuukkkk!


“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.” :)

Holiday with Best Friends #Part2

Melanjutkan perjalanan dari Magelang menuju pantai Kwaru pentok selatan sana, kami tanpa rencana membunuh perjalanan dengan tidur. Capek boo abis dayung-dayung tiga jam. Tapi aku nggak terlalu bisa tidur, akhirnya cuma merem melek. Betewe eniwe baswe pak supirnya tau banget jalan-jalan alternatif di Jogja. Kami lewat jalan kampung, lewat Goa Slarong, lewat nggak tau namanya pokoknya jam 4an kami sampai di pantai Kwaru.

Beberapa kilo sebelum sampai, si Dea sukses muntah-muntah. Sampai di pantai, buka pintu mobil, dan whuuzzzz anginnya nggak bisa diajak kompromi. Dingin banget sumpah. Tapi asikk juga. Dan inilah beberapa penampakannya.

Pulang dari pantai sekitar jam limaan lebih, uda pada ngantuk capek, di mobil cuma diem anteng wkwk. Sampe kos anak-anak jam tujuh lebih dikit, kamera dirampok bentar wat dicopy foto-fotonya, sebelum akhirnya pulang dibonceng Vicky sampai rumahnya dia. Lumayan, dibelakang ademnya nggak kebangeten. Dari Nitikan mpe rumah bawa motor sendiri - yaiyalah, langsung tepar wkwk.

But over all, menyenangkan. Belum pernah main rame-rame sih soalnya akunya hehehe. Lovelious day dah, wkwk opokui.

Holiday With Best Friends

Seminggu sebelum final exam berakhir...

Tulilut! #smsmasuk "Mau ikut rafting gak abis ujian sama anak2? Bayarnya 200 ribuan. Itu udah paket rafting, sewa mobil, supir, bensin." Ternyata dari temanku, Cathy.

Wow, 200 ribu? Banyak amiiitt cuyy. Batinku gundah. Dua ratus ribu ituh jatahku dua minggu, bisa2 puasa ramadhan maju ini, pikirku.

Di kampus pun anak-anak tak henti meributkan acara ini. Aku jadi semakin galau. Masa dua tahun temenan, belum pernah ikut seneng-seneng bareng-bareng, sih. Batinku lagi.

Singkat cerita, aku pun akhirnya ikut. Dan bayarnya ternyata nggak sampai 200 ribu. Syukurlaah.


Hari H, 3 Juli 2012...

"Aku dari rumah jam setengah 7 lebih yaa." Pilihan. Tambah Penerima. Vicky. Kirim.

"Apa?? Aku udah siap ini woyyy," balasnya galak.

Tumben ini anak udah siap, semangat banget. Biasanya kalau ada janjian juga paling akhir #ups.

Setelah sarapan dan mandi, sekitar jam 7 kurang sepuluh aku berangkat ngampiri ke rumah Vicky. Sesampainya disanaa...

"Masuk dulu. Aku baru makan nih!"

Astagaaa, tadi bilang udah siap sekarang masih suruh nunggu, ckck dasar.

Pagi itu kami berboncengan berdua menuju kos Relly, Dea, Katty, Lusi di utara kampus. Sampai di sana Tika sudah sampai bersama pak supir. Siap-siap sebentar kemudian berangkat, sampai di Magelang sekitar satu jam. Kami berhenti di hotel De Borobudur di barat Candi Mendut (kalau nggak salah arah), ganti baju sebentar, lalu bersiap ke TKP diangkut pake angkot yang sudah menunggu di parkiran hotel.

otw magelang *pak supir maap yeyy gak kepotret

narsis diantara prosesi ganti baju di kamar hotel De Borobudur

otw ke tempat start rafting w/ angkot :D

Sampai di tempat start, kami sudah heboh sendiri melihat perlengkapan rafting. Sibuk pilih-pilih pelampung, helm, dayung, dan yang nggak pernah ketinggalan, narsis :D Untung dari pihak rafting ada mas-mas yang bersedia mengambil alih kamera selama kami rafting. Jadinya narsis kami selama kegiatan tidak terganggu :D

kami siaapp!! :D @basecamp start paradise bali rafting

Selesai memakai perlengkapan, saatnya turun ke sungai! Dua perahu bersama dua rafting guide sudah menanti kami, yey! Pertama lihat sungainya, langsung takut banget rasanya aduduh. Sebelum mengarungi jeram, kami diberi pembekalan sama mas guide-nya. Gimana cara pegang dayung yang bener, teknik-teknik dalam mendayung, dll. Masnya agak jayus, jadinya takutnya agak berkurang. Katanya, panjang kali Elo di Magelang yang akan kami arungi ini sekitar 12 kilometer dengan lama pengarungan sekitar dua setengah sampai tiga jam, tergantung kekuatan mendayung. Awawaw.

pembekalan

Habis pembekalan, saatnya terjun payung!! Eh, saatnya terjun ke perahu :D Baru satu tapak nginjak perahunya aja udah pada heboh sendiri, teriak-teriak, gara-gara perahunya goyang-goyang n airnya pada masuk. "Emang airnya bisa masuk keluar ke perahu sendiri mbak, otomatis." "OOOOOHHH."

Pengarungan di mulaaaiii :D Selama di sungai, kegiatannya ya cuma dayung dayung, cepet-cepetan balapan, sambil denger cerita mas guide-nya. Sesekali kami diusili sama rafting guide-nya. Entah perahunya di puter-puter nggak jelas, dicipratin gelombang jeram, di cemplungin ke sungai, dll. Tapi menyenangkan, walau tangan rasanya pegel. Pemandangan sekitar sungai bagus juga, walau terkadang ada orang nyuci, mandi, berenang, mancing, awawaww. Banyak biawak juga di sana.

Sebelum sampai di interval buat istirahat, iseng perahuku dijungkirin sama guide-nya, alhasil semua penumpang nyemplung ke sungai. Hwaaa rasanya nyawa udah diujung, air sungai ketelen buanyak, ketindihan perahu segala mpe susah napas, huhuhu.

dayuung dayuung dayuung!

hampir tiba di interval

prosesi penjungkiran perahu T__T

glageben sumpah -__-

cheerrss! *yg 2 ketinggalan

cheerrss! *udah lengkap 7 :p

Sampai di interval, kelapa muda sudah menanti kami. Horeee, istirahaaat! Menikmati kelapa muda di gubug buatan sambil melahap kentang goreng saus yang tadi dibawa Tika, kami ngobrol seru. Nggak kerasa tubuhku menggigil saking dinginnya. "Happy bibirmu mpe getar tuuu." Emangnya handphone, getar segala -___-

istirahaat

istirahaat

Beberapa menit istirahat, pengarungan dilanjutkan. Rasanya udah dingin plus tangan pegel-pegel, huhuhu. Tapi tetep kudu semangat!

nampang duyuuu

berangkaatttt lagiiii

cemunguuudhh

nampang bareng *like it!

horee menaang

yuhuuuuu

mentas selak kadhemen

Selesai rafting, badan udah belang-belang hitam putih, tangan udah kaku-kaku, perut udah krucuk-krucuk. Back to hotel, mandi terus makan yeyeyeyyyy!!!


Menyenangkan juga hari itu, walau melelahkan. Selesai makan sekitar jam dua.


"Mau kemana nih enaknya?"


"Enggak pulang?"

"Sayang sewa mobilnya kalo jam segini udah pulaang."

Singkat cerita, atas saran pak supir, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Kwaru. Dari ujung utara ke ujung selatan wowoww.


Bagaimanakah kisahnya? Tunggu kelanjutannya yaa, modemnya udah rewel buat aplot lemot, hehehe. BERSAMBUNG :D

Yang Muda Memang Lebih Nikmat :P

Baru beberapa langkah menaiki tangga laboratorium kampus, kami terpaksa putar haluan. Niat dan semangat untuk kuliah pupus begitu saja. Why? Mati listrik, cuy! PLN sedang tak bersahabat, trafo samping kampus sedang perbaikan, dan jenset kampus takkan cukup menghidupi ratusan komputer, lampu dan lain-lain dalam waktu bersamaan. Hasilnya? Kuliah hari ini kosong.

Kami pun berpindah tempat. Yang tadinya di kampus, selanjutnya sudah asik mengendarai motor supaya baik jalannya. Ngeeng ngeeeng ngeeeenggg!

Ke selatan, seperti biasa perjalanan pulang. Ringroad selatan masih ke barat, lalu lagi-lagi selatan. Mau ke mana ini??? Berhenti sebentar beli mi ayam bakso - mi segunung, ayam lumayan, bakso tiga bunder bikin perut lumayan nyesek - di sekitar Cepit. Lalu melanjutkan perjalanan ke barat mencari kitab suci lalu lagi-lagi selatan - jalan Bantul. Teruus teruuus teruuuuuss memasuki jalan Samas  pentok selatan sana. Pertigaan lapangan kanan jalan belok kanan, pertigaan masjid kanan jalan belok kanan, perempatan pertama belok kiri. Lewat 1 pertigaan, dan stop. Kanan jalan. Merasa tak asing? Rumah pacaaar :D

Nampaknya dia sadar betul sebagai tuan rumah yang baik. Setelah ngobrol-ngobrol ngalor ngidul dan dia ganti baju, tiba-tiba saja dia nyeker ke halaman depan, cari genter aliyas bambu, lalu... Krosak krosak krosak, buuggggg! Dan sekali lagi, krosak krosak, buuuggg!

Dua kelapa muda jenis puyuh - dia punya yang jenis kelapa hijau, kelapa gading, sama puyuh ini. Jujur, yang terakhir aku baru sekali dengar. Entah dia ngarang atau emang beneran soal nama yang terakhir ini hoho - ukuran tanggung tak kuasa melawan gravitasi dan mendarat dengan sukses. Asiikkkkk :D Sepertinya kami agak tertipu dengan bentuknya yang tak begitu besar. Yang satu, walau masih bisa disebut kelapa muda, tapi eksistensinya sebagai degan sudah agak berkurang sedikit sekali #halah. Menurutku degan sama kelapa muda itu beda lhoo, lebih mudaan yang degan hahaha #IMHO.

Detik selanjutnya dapat di tebak. Kami menikmati kelapa muda kami. Kecil-kecil mantap bo'. Tapi saat aku nyicip, jujur, yang muda - degan - memang lebih nikmat! Aku kebagian yang kelapa muda, dia kebagian yang degan #mau bilang kalo degan sama kelapa muda itu sama aja juga terserah, pendapat juga pendapat gue haha.

Sruput sruput langsung dari buahnya, keruk-keruk dagingnya pake sendok dengan kesusahan, sebelum akhirnya airnya kami taruh gelas dan kelapanya kami belah. Nyam nyam nyam, belum habis udah kenyang duluan.

Nggak lama setelah ngerampok kelapa muda, aku pamit.

"Kok cepetan?" tanya ibunya.

"Ada ngeles, hehe."

Sampai rumah ba'da ashar, kemudian siap-siap ngeles untuk jam setengah limaa di babarsari nanti.

Di perjalanan aku berjanji, suatu saat harus ngerampok degan tempat pacar lagi, ketagihan sama yang muda yang nikmat haha :D

liat bacok :D

nyam nyam

mantap (y) :P